Jumat, 03 Februari 2012

SMK Negeri 2 Ciamis Ikut Kembangkan Mobil Nasional Esemka

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Ciamis ditunjuk untuk melaksanakan bagian dari pengembangan proyek mobil Esemka. Selain SMK Negeri 2 Ciamis, di Indonesia ada 33 SMK yang mendapat proyek yang sama.

Kepala SMK Negeri 2 Ciamis, Drs. Joko Maryoto mengatakan, sebagai tahap awal menuju rencana penggarapan megaproyek itu, SMK Negeri 2 Ciamis tahun ini mendapat bantuan sebanyak empat unit mobil dan peralatan perakitan.

“Empat mobil bantuan ini diberikan untuk kegiatan belajar siswa khusus merakit dan membongkar kendaraan,” ujar Joko kepada wartawan saat ditemui di Bengkel Praktek Otomotif SMK Negeri 2 Ciamis, Kamis (2/2/2012/2012).
Beliau menambahkan, keempat mobil bantuan itu yang sudah datang saat ini satu unit mobil minitruk berbahan bakar bensin 1.200 cc. Sedangkan tiga mobil yang sedang tahap pengiriman yaitu satu unitmini truk diesel 1.800 cc double gardan, satu unit minibus dan satu unit sedan. “Selain itu, kami juga mendapat perangkat alat perakitan. Kalau ditotalkan bantuan bisa mencapai Rp2 miliar,” katanya.

Menurutnya, tidak semua SMK bisa mendapatkan kesempatan seperti ini. Di Jabar, dari 33 SMK se-Indonesia, hanya tiga SMK yaitu SMK Negeri 2 Tasikmalaya, SMK Negeri 2 Ciamis dan SMK NU Ma’arif Indramayu.

Menurutnya, setiap daerah diberi tugas membuat spare part yang berbeda. Namun, semuanya bergantung kualitas dan penetapan perusahaan yang sudah ditetapkan. “Dengan konsep itu, ke depan pemesanan mobil SMK untuk wilayah Jabar tetap dilakukan ke Solo, namun pengiriman kendaraan bisa dilakukan dari Ciamis,” tambahnya.

Sementara itu Kepala Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri 2 Ciamis, bapak Agus Nurdin, menambahkan untuk menyambut program itu pihaknya saat ini sedang melakukan sinkronisasi kurikulum dengan program baru yang ada.

“Ke depan lulusan SMK, khususnya SMK Negeri 2 Ciamis tidak hanya memiliki keahlian sebagai service. Tapi, siap dipasarkan untuk memasuki dunia kerja perusahaan perakitan mobil,” katanya.

Menurut bapak Agus Nurdin, saat ini setiap murid akan diproyeksikan memiliki keahlian merakit mobil. Setelah mempunyai modal itu, sebagaimana program nasional akan diarahkan untuk produksi massal Mobil Esemka.

“Konsentrasi SMK tetap pada pembelajaran dan menciptakan lulusan. Adapun license diarahkan ke perusahaan. Setiap SMK bisa mempunyai konsep ekonomi kreatif namun saat ini akan lebih di fokuskan pada pembelajaran,” pungkasnya.